![]() |
Semeru 3676Mdpl |
Didalam beku `Arcapada`
Mahameru sebuah legenda tersisa
Puncak abadi para dewa
Bersama sahabat mencari damai
Mengasah pribadi mengukir cinta
[mahameru-dewa19]
Ini tentang sebuah perjalanan, ini tentang sebuah pencapaian mimpi. Perjalanan sekumpulan manusia yang mencoba mencari kedamaian menyatu dengan sang alam, karunia sang Ibu pertiwi untuk anak-anaknya yang sedang mencari hakekat diri.
Semeru - Bromo - tengger Adventure [SBTA] 2007 bersama Mahameru.
Setelah sekian lama memendam mimpi, untuk bisa memijakkan kaki dipuncak gunung tertinggi di jawa, akhirnya aq bisa mewujudkan mimpi itu pertengahan agustus 2007. Berawal dari tawarin fani, seorang sahabat dari dunia harita yang memperkenalkan dengan sebuah komuntas penjelajah alam di jogja, 'Mahameru', sebuah komunitas yg terbentuk dari sekumpulan mahasiswa2 UPN 'Veteran' Jogja.
Titik nol dari adventure ini adalah jogja di seputaran Jl. Pugeran, dengan anggota tim kurang lebih 20an orang [lupa pastinya brp], dgn 3 mahluk cantik.. Berangkat dari lempuyangan menuju surabaya-gubeng, yang kemudian dilanjutkan dengan kereta lain menuju malang.
Berhubung sampai dimalang kita sudah malam, kita menginap ditumpang, dirumah salah seorang penyewa ranger. Baru keesokan pagi kami memulai perjalanan kami, dengan tujuan pertama ranupane, perkampungan terakhir penduduk tengger,di kaki gunung semeru, yang kami lalui sebelum melakukan pendakian, dan merupakan lokasi pemeriksaan bagi para pendaki.
Dengan menyewa sebuah ranger, kami melakukan perjalanan pagi itu, tumpukan cariel yang menggunung diatas kap mobil, dan manusia2 yg berjejalan di bak belakang, membuat kami benar-benar serasa sebagai ranger sejati. Melintasi kota malang, dimana kanan-kirinya banyak kebun-kebun apel, dengan apel2 yg menghiasi ranting2nya.
Selepas dari kota malang, kami memasuki wilayah bromo, dengan hamparan pasir yang luas dan bukit-bukit yang memagari. Mata kami mulai dimanjakan oleh ke eksotikan alam yang tidak ada duanya, sebelah kiri hamparan padang pasir yg luas, dan disebelah kanan gunung semeru menjulang tinggi, seakan-akan menyambut kedatangan kami. Dimana hanya satu jalur berbatu dan mendaki untuk kendaraan bermotor, dengan kanan kiri jurang, disana nyali kami mulai diuji.
Sesampainya di ranupane, kami beristirahat sejenak, sambil mempersiapkan lagi semua peralatan kami. Menjelang siang pendakian pun dimulai. Untuk mencapai ranu kumbolo terdapat dua jalur, yaitu jalur wisata, jalur yg landai tetapi jauh memutar.
Dan jalur ayek-ayek, jalur yang cukup terjal untuk dilalui, karena mengambil trek langsung mendaki ke atas melintasi gunung ayek-ayek. Kami memilih jalur ayek-ayek untuk pendakian diawal ini, awal perjalanan kami disambut oleh kebun-kebun penduduk ranu pani, yang memenuhi bukit.
Jalur awal landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, lalu akan sampai di Watu Rejeng. Disini terdapat batu terjal yang sangat indah. Pemandangan sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi hutan cemara dan pinus. Kadang kala dapat menyaksikan kepulan asap dari puncak semeru.
Selepas melintasi Watu Rejeng, kami disambut oleh hamparan luas padang rumput sabana yang sangat indah, rumput dengan ketinggian sekitar 0.5meter.
Semeru belum bosan memberikan keajaiban-keajaibannya kepada kami, selepas padang rumput, kami disambut hamparan danau diantara bukit-bukit yang mengelilinginya, ranu kumbolo. Bayangkan sebuah danau diketinggian 2400Mdpl, diantara bukit-bukit yang mengelilinginya. Sebuah keindahan yang tak akan pernah terlupakan, keindahan yang tak akan pernah ada puasnya untuk direngkuh, dan yang selalu menghadirkan rasa rindu untuk bisa kembali bersua dengannya.
Ranu Kumbolo |
Walaupun badan letih setelah seharian berjalan, tapi tidak menyurutkan semangat kami untuk menikmati indahnya sunrise di ranu kumbolo. Dibatas langit mulai terlihat garis kuning yg mulai menghiasi, pertanda sang malam telah usai menunaikan tugasnya, berganti dengan pagi. Seakan malu-malu matahari mulai mengintip dari antara celah dua bukit yang berbaris banjar dihadapan kami, seperti lukisan para bocah-bocah kecil menggambarkan sebuah desa, dua bukit dengan matahari mengintip diantara celahnya. Suatu keajaiban pagi yang tidak setiap saat bisa kami nikmati, dan kami boleh bersyukur pernah menikmatinya.
Tetapi perjalanan kami belum tuntas, itu baru setengah perjalanan dari tujuan utama kami, yaitu puncak mahameru. Pagi hari kami kembali packing perlengkapan kami untuk kembali melanjutkan perjalanan, kami harus mendaki bukit meninggalkan ranu kumbolo menuju Arcapada.
Tanjakan ini disebut tanjakan cinta, yang memiliki suatu mitos bagi para pendaki, bila sepanjang pendakian sampai puncak bukit kita mampu mendaki tanpa berhenti dan menoleh kebelakang sambil memikirkan orang yang kita sukai, konon katanya cinta kita akan bersambut. Dan aq merasa tertantang untuk mencobanya, tapi apalah daya ternyata tidak sanggup, dan cintaku pun melayang entah kmn. hehehehe...
Tapi tidak perlu berkecil hati, sesampainya di puncak bukit, sebuah keajaiban lg yg akan kita temui, seperti dua alam yg berbeda dipisahkan oleh bukit, dibelakang kami danau tertinggal dibawah, dan di depan kami sebuah padang rumput luas menghampar, yg disebut Oro-oro Ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel bila sang gunung terbatuk
Selepas dari Oro-oro ombo kita kembali masuk ke hutan cemara, melintasi hutan dengan pepohonan yg cukup rapat. Dan kita melewati cekungan, seperti anak sungai kering tanpa air, yang merupakan tempat melintasnya lahar dari puncak mahameru, yaitu kalimati. Yang entah bagaimana sebatang pohon besar tumbang dan jatuh melintang membentuk jembatan diatas alur tersebut.
Tidak seberapa jauh dari kalimati, jalur kami kembali menanjak melintasi hutan cemara menuju arcapada, yang merupakan titik terakhir pendaki untuk nge camp, dan biasanya juga para pendaki beristirahat disini untuk mengumpulkan lg energi menuju tujuan terakhir. Tidak jauh meleset dari jadwal, kami semua sampai di arcapada sudah malam.
Dengan ketinggian 2.900Mdpl, cuaca dingin semakin tak tertahankan ditambah angin kencang yang menggemuruh, hanya api yang mampu menghangatkan badan. Baju,sweater berlapis-lapis sperti tidak artinya.
Satu keberuntungan untuk kami, karena ternyata malam itu ada gerhana bulan, dan kami bisa memandang keindahannya diatas ketinggian dialam bebas.
Tidak banyak waktu yang tersedia untuk kami beristirahat karena lepas tengah malam, kami melanjutkan perjalanan terakhir kami menuju puncak, karena medan yang sudah sulit dan tidak memungkinkan untuk membawa beban, dua diantara kami tetap tinggal di arcapada menjaga semua perlengkapan kami. Hanya dengan membawa badan dan senter kami memulai pendakian yang sebenarnya.
Dengan jalur berbatu dan berpasir, kami mulai melintasi batas vegetasi, yaitu batas terakhir pepohonan yang mampu hidup bertahan. Di sepanjang jalan ini kami mulai menemui nisan-nisan orang yang hilang selama pendakian. Tempat nisan diletakkan, adalah tempat jasad almh ditemukan atau barang-barang almh yang tertinggal bila jasadnya tidak ditemukan. Terukir nama dan tanggal terakhir mereka bertemu selagi hidupnya.
Selepas batas vegetasi hanya ada bukit pasir yang mudah runtuh dan tidak cukup padat sebagai tempat berpijak, dsinilah berlaku istilah maju 3 langkah turun 2 langkah, dengan jalur yang sangat berdebu, jangan pernah tidak menggunakan penutup hidung dan juga kacamata. Jalur yang ada pun tidak tidak ada petunjuk pasti, karena petunjuk-petunjuk terdahulu yang sudah dipasang terkadang hilang terbawa longsoran. Dulu ada satu cemara yang menjadi poros jalur, cemoro tunggal. karena hanya satu cemara itu yang masih bertahan hidup. Tetapi sekarang ini berdasarkan dari teman-teman yang melakukan pendakian terakhir, cemara tunggal sudah tidak ada. Berarti cuma tinggal tiang-tiang dengan rantai yang memagari sebagai pengarah dan pembatas jalan.
Karena terlalu sulitnya medan yang dilalui, yang awalnya target kami bisa menikmati sunrise dipuncak mahameru terpaksa terlewatkan, kami cukup berpuas menikmati sunrise di tengah pendakian.
Dan setelah perjuangan yg cukup sulit, yg menghabiskan banyak energi..
Akhirnya...
MAHAMERU...
kami datang....
kami semua dapat memijakkan kaki di puncak mahameru, meskipun matahari sudah mulai tinggi, yang berarti waktu kami tidak lama disana.
Karena menjelang siang Jonggring Saloka, kawah mahameru, mengembuskan gas beracun yang membahayakan, karenanya ada papan
peringatan dipuncak, yang mengharuskan pendaki turun sebelum jam 10.00 pagi.
Disana juga kami temukan nisan Soe Hok Gie dan Idhan lubis tokoh politik mahasiswa tahun 60an, yang meninggal saat melakukan pendakian ke puncak Mahameru karena menghirup gas beracun dari Jonggring Saloka.
akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku...
.................
................
apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu
kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta.
Terimakasih Tuhan untuk semua kesempatan indah yang telah diberikan, untuk sebuah mimpi yang boleh menjadi nyata, untuk sahabat yang menjadi saudara saling mengulurkan tangan menggapai puncak. Terimakasih untuk semua kenangan yang tak kan terlupakan.
*****
![]() | |||||||||||||||||||||||||||||||
Mahameru @ MAHAMERU |
![]() |
Dimulai dari Penanjakan, tempat menikmati indahnya sunrise di wilayah tengger. Dan berlanjut ke Bromo.
![]() |
Condong Pelangi |
Dan kemudian membersihkan sisa-sisa pasir yang menempel dibadan, kamipun bermain air di condong pelangi.
![]() |
Penduduk Gelap |
Para penjahat Tengger yang apes karena rangernya mogok...
mauu..
BalasHapusseru kan shin ??
BalasHapushayukk, kapan kita berpetualang...
hehehehe.
Pengen ke semeru lg, ga perlu sampe puncak jg gpp yg penting sampe ranu kumbolo,,,
Sumpah keren abis, ngangenin abis.